Minggu, 06 Januari 2013
Tarif KRL Bandara Soekarno-Hatta Rp 75.000, Ini Komentar Konsumen
Tarif KRL Commuter Line Bandara Internasional Soekarno-Hatta Rp 75.000 ditanggapi beragam oleh masyarakat. Harga tiket kereta yang rencananya beroperasi pada 2014 itu dinilai cukup mahal. Lantas, apa dasar PT KAI mematok harga tersebut?
Bila jasa Twitter Marketing mungkin terbilang wajar dengan mematok harga mahal, bagi pengguna jasa KRL ternyata sebaliknya. Harga Rp 75.000 yang rencananya dikenakan untuk KRL Commuter Line Bandara Soetta disebut mahal oleh banyak konsumen.
Seperti Faisal, karayawan swasta di Bekasi mengaku tetap menggunakan bus bila harganya benar Rp 75.000. "Saya akan tetap naik DAMRI, ngapain bayar Rp 75.000," ujarnya kepada wartawan, Senin (7/1).
Ia mengaku menggunakan bis jurusan bandara dari Bekasi 4-5 kali dalam 1 bulan. Walaupun kerap terjebak macet oleh lalu lintas Jakarta, Faisal tetap memilih untuk naik bus seharga Rp 25.000 dibanding harus merogoh kocek Rp 75.000 untuk naik kereta bandara. "Emang sih macet, tapi macetnya juga nggak seberapa. Harusnya tiketnya itu setara dengan harga tiket bus," tegasnya.
Tak hanya Faisal, beberapa PNS pun mengatakan tarif tersebut terlalu besar. "Rp 75 ribu itu masih kemahalan. Rp 50 ribu masih wajar lah. Saya lihat kondisi dulu, lihat keretanya dulu, trus faktor kecepatan, kan kalau ke bandaranya ngejar waktu juga. Dan nyaman juga menjadi faktor yang penting" papar Rendhi seorang PNS.
Seperti diketahui, kereta commuter yang dianggap memudahkan masyarakat dalam akses ke bandara bisa mengangkut sekitar 600 penumpang. Perjalanan yang ditempuh ialah 1 jam berangkat dari Manggarai-Tangerang-Bandara Soetta. Bagaimana dengan Anda? Setujukah dengan tarif tersebut?